E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Upacara - Upacara Hari Raya Hindu Berdasarkan Pawukon

Wuku Kuningan

- Ulihan

Dirayakan pada hari Redite atau Minggu Wage wuku Kuningan, merupakan saat kembalinya para Dewa ke Kahyangannya masing-masing, setelah memberikan berkah keselamatan, panjang umur kepada yang ditinggalkannya, yaitu para pewaris dan penerusnya.

Tempat pelaksanaan upacara:
Di sanggah, merajan, atau sejenis dengan itu.

Sarana upakara berupa :
Rempah-rempah, beras dan lain sejenisnya, yang berfungsi sebagai oleh-oleh untuk bekal kembali.

- Pemacekan Agung

Dirayakan setiap Coma atau senin Kliwon wuku Kuningan, 210 hari atau enam bulan sekali. Pemacekan Agung merupakan tonggak batas antara permulaan dan berakhirnya kegiatan Galungan, yang dimulai dari Tumpek Wariga hingga Buda Kliwon Paang. Tujuan upacara adalah untuk mengembalikan Bhuta Galungan beserta para pengikutnya kembali ke tempat asalnya.

Tempat pelaksanaan upacara :
Di depan pekarangan rumah atau lebuh.

Sarana upakara berupa :
segehan agung memakai penyambleh ayam samalulung.

- Piodalan Bhatara Wisnu

Dirayakan pada hari Buda atau Rebo Paing wuku Kuningan, tiga hari sebelum Kuningan.

Pelaksanaan upacara :
Di paibon, dadia atau panti.

Sarana upakara berupa :
Sirih dikapuri, putih, hijau, pinang 26 disertai tumpeng hitam serta reruntutannya, bunga-bunga harum. Dapat dilengkapi lagi dan disesuaikan dengan desa, kala, patra.

- Penampahan Kuningan

Jatuh pada hari Sukra atau Jumat Wage wuku Kuningan, merupakan kegiatan untuk mempersiapkan upacara dan upakara untuk hari raya Kuningan.

- Hari Kuningan

Dirayakan setiap hari Saniscara atau Sabtu Kliwon wuku Kuningan, sepuluh hari setelah Galungan. Datangnya setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Pada hari Kuningan ini para Dewa, Leluhur, dan Pitra turun melaksanakan pesucian serta menikmati sesajen dan kemudian kembali ke kahyangannya masing-masing.

Tempat pelaksanaan upacara :
Di sanggah, pamerajan atau yang sejenis dengan itu.

Sarana upakara berupa :
Sega, selanggi, tebong, raka-raka, pesucian, dilengkapi dengan hiasan berupa jejahitan tamiang, kolem, ter, candiga yang diletakkan pada bangunan-bangunan.

Untuk manusia yadnya : upakara berupa :
sesayut prayascita luwih, punjung kuning, daging itik putih, penyeneng, dan tetebus.

Untuk di natar pekarangan : upakara berupa :
Segehan agung dan upacaranya dilakukan sebelum jam 12 siang, atau sebelum tengah hari.

No comments:

Post a Comment