Wuku Ukir
- Piodalan Bhatara Guru
Dirayakan pada hari Redite atau Minggu Umanis wuku Ukir setiap 210 hari atau enam bulan sekali, Bhatara Guru adalah menifestasi Hyang Widhi Wasa yang memberikan tuntunan pada keturunannya.
Pelaksanaan upacaranya :
Di sanggah kemulan.
Sarana upakara berupa :
Pengambyan 1, sedah ingapon atau sirih diberi kapur sebanyak 25 lembar, kewangen 8 buah. Upakara ini dapat di tambahi lagi, sesuaikan dengan desa, kala, dan patra.
Wuku Kulantir
- Piodalan Bhatara Mahadewa
Dirayakan setiap Anggara atau Selasa wuku Kulantir 210 hari atau enam bulan sekali. Mahadewa adalah manifestasi dari Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa alam semesta.
Pelaksanaan upacara :
Di Sanggah/Pamerajan.
Sarana upakara berupa :
Sega kuning sapangkonan, memakai daging ayam berbulu kuning dijadikan betutu, sedah woh, sirih, dan pinang dikapuri 22 lembar.
Wuku Wariga
- Tumpek Wariga juga disebut
Tumpek Pengatag, Pengarah, Bubuh, Uduh. Dirayakan pada hari Saniscara atau Sabtu Kliwon wuku Wariga setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Pada Tumpek Wariga merupakan Piodalan Bhatara Sangkara, yaitu manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai dewanya tumbuh-tumbuhan.
Tampat pelaksanaan upacara :
Pada salah satu tumbuh-tumbuhan yang dipakai mewakilinya, dapat dibuatkan sebuah tempat untuk meletakkan upakaranya berupa asegan.
Sarana upakara terdiri atas :
Peras, tulung, sasayut cakrageni, tumpeng bubur, tumpeng agung, dagingnya babi atau itik, penyeneng, raka-raka, dan tetebus.
Tujuan upacara :
Memohon agar semua jenis tumbuh-tumbuhan dapat hidup sempurna dan dapat dipakai sarana untuk kehidupan semua makhluk.
Pantangannya :
Saat ini tidak dibenarkan memetik hasilnya, memotong atau mematikan pohonnya. Baik dipakai sebagai hari untuk menanam bibit.
Wuku Warigadian
- Pawedalan Bhatara Brahma
Dirayakan pada hari Saniscara atau Sabtu Paing wuku Warigadian , setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Bhatara Brahma merupakan manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta segala yang ada.
Tempat pelaksanaan upacara :
Di paibon, dadia, panti dan lain sebagainya.
Sarana upakara berupa :
Sirih, pinang, dan perlengkapan sebatas kemampuan, bunga-bunga harum atau wangi-wangian, serta dapat disesuaikan dengan desa, kala dan patra.
Wuku Sungsang
- Sugihan Jawa
Sering juga disebut hari Parerebuan. Dirayakan pada hari Wraspati atau Kamis Wage wuku Sungsang, setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Sugihan Jawa merupakan hari pesucian para Dewa dan Bhatara yang bersthana di Sanggah, Pemerajan, dan tempat-tempat suci lainnya.
Tempat pelaksanaan upacara :
Sanggah, Pemerajan, dan tempat-tempat suci yang lainnya.
Sarana upakara berupa :
Disanggah pemerajan :
Parerebuan lengkap dengan pesucian.
Untuk keluarga : Sesayut.
Untuk rohaniawan :
Malamnya mengadakan renungan suci dengan bunga harum.
- Sugihan Bali
Dirayakan pada hari Sukra atau Jumat Kliwon wuku Sungsang, setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Pada hari ini umat Hindu diwajibkan melaksanakan pembersihan terhadap diri pribadi dengan metirtha seperti yang sudah-sudah dilaksanakan.
Upacara - Upacara Hari Raya Hindu Berdasarkan Pawukon
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment