E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Upacara Potong Gigi

Upacara potong gigi yang tergolong Manusa Yajna merupakan tahapan ritual yang patut dilakukan meskipun tidak bersifat mutlak. Sebab sebagian umat Hindu di tempat lain tidak melaksanakan upacara potong gigi. Tetapi bagi umat Hindu di Bali pada umumnya menempatkan upacara potong gigi ini sebagai bagian yang tidak boleh diabaikan sebagai wujud pelaksanaan kewajiban meyajna. Terutama kewajiban orang tua terhadap anaknya untuk menenukan hakikatnya manusia yang sejati.

Karena merupakan kewajiban orangtua, maka sudah tentu pelaksanaan upacara potong gigi itu dilakukan oleh dan dirumah orang tua (asal). Sebab dalam pelaksanaanya akan ada kegiatan ritual di Sanggah/Marajan seperti mohon penugrahan kepada Hyang Widhi,
Menyembah ibu dan bapak, nunas tirtha, dan lain-lain. Khusus untuk nunas tirtha bagi wanita yang kawin “merabian” lantaran wangsanya mengikuti sang suami dengan status “dadi Jero” maka biasanya tirtha yang ditunas dimohonkan di Merajan sang suami.

Soal keinginan untuk melaksanakan upacara potong gigi di Geria pihak suami sebenarnya bukan tidak boleh. Apalagi yang namanya Sang Medwijati tentu punya wewenang penuh untuk “muput” segala upacara Panca Yajna. Tetapi karena persoalan potong gigi masih menjadi bagian dari kewajiban orang tua maka mau tidak mau akan sangat baik dan sekaligus merupakan sikap bhakti anak kepada orang tua bila mengikuti dresta yang sudah berjalan. Lain halnya dengan kematian, orang tua sendiri tidak tahu sekalipun upacara kematian tetap bisa dilaksanakan. Sebab soal kematian beban kewajiban sudah beralih pada pihak keluarga Purusa. Sedang upacara potong gigi masih menjadi “tanggungan” kewajiban orang tua. Dan kewajiban itu apabila belum/tidak dilaksanakan masih dianggap sebagai “hutang”.

Mengenai pengaruh niskala memang susah untuk dikatakan. Pengaruh demikian hanya bisa dirasakan, setidaknya muncul perasaan seolah-olah Anda diabaikan. Jika perasaan itu berkepanjangan akan merusak pikiran dan jika pikiran seorang ibu sudah rusak (bingung) tentu akan berpengaruh buruk bagi anak.

No comments:

Post a Comment