Padmasana berasal dari kata “padma” yang berarti bunga dan “asana” yang artinya tempat duduk. Padmasana berarti tempat duduk dari bunga teratai. Dalam pandangan Hindu, Padmasana merupakan simbolis dadi sthana Hyang Widhi yang berbentuk bangunan menjulang tinggi. Sebagai suatu bangunan atau palinggih, padmasana dilengkapi dengan sebagai atribut. Di antaranya lukisan atau pahatan garuda dan angsa.
Burung garuda adalah lambang dari perjuangan untuk mendapatkan kebebasan dengan mencari air kehidupan (tirtha amertha). Cerita tentang burung garuda ini terungkap di dalam kisah Adi Parwa, di mana garuda yang tidak lain adalah anak dari Dewa Winata berjuang untuk membebaskan ibunya dari perbudakan sang naga. Garuda ini kemudian dipergunakan sebagai simbol perjuangan manusia di alam raya ini dalam mencari amertha atau kebebasan yang abadi. Dalam bahasa agama Hindu, palinggih Padmasana ini merupakan simbol pendakian umat dalam ikhtiarnya mendekatkan diri dan akhirnya dapat memperoleh kebebasan dalam persatuan dengan-Nya.
Begitu pun dengan burung angsa yang keberadaanya di belakang Padmasana dilukiskan dalam keadaan mengembangkan kedua belah sayapnya. Sebagaimana disebutkan di dalam lontar Indik Tetandingan, lukisan angsa merupakan simbol “Ongkara”. Di mana kedua sayapnya yang mengembang melukiskan “ardha Chandra” (bulan sabit), lalu badanya yang bulat melukiskan “windhu” dan lebar serta kepalanya yang mendongak ke atas adalah simbol “nada”. Makna lainya, burung angsa juga merupakan lambang kebijaksanaan dan kewaspadaan. Sebab angsa selain dapat memilah dan memilih yang terbaik juga sangat peka terhadap keadaan. Dengan demikian keberadaan burung angsa di palinggih Padmasana merupakan simbolis di mana umat Hindu dalam pemujaan kehadapan-Nya berharap untuk memperoleh kebijaksanaan dan selalu bersikap waspada atas tuntunan dan lindungan-Nya.
Sebenarnya, selain burung garuda dan angsa, pada bagian bawah (dasar) dari Padmasana juga dilukiskan keberadaan dua ekor naga yaitu Naga Anantabhoga (symbol kesejahteraan) dan Naga Basuki (simbol kerahayuan) yang lazim disebut sebagai Bedawangnala dengan mebelit seekor kura-kura (simbol api bumi) sehingga disebut juga Bedawang Api (kurmagni).
Secara menyeluruh Padmasana itu tidak lain dari simbol alam semesta di mana Hyang Widhi bersthana guna memberikan tuntunan dan perlindungan kepada umat manusia yang bhakti kepada-Nya.
Arti Garuda dan Angsa di Padmasana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
terimakasih informasinya, bli
ReplyDelete