E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Tri Guna dan Apa Cirinya Jika Menguasai Pikiran

Tri Guna artinya tiga sifat, bakat atau pembawaan yang meliputi : Sattwa (Sattwam), Rajas (Rajah) dan Tamas (Tamah). Sattwa memancarkan sifat tenang, bahagia, tulus, bijaksana, tanpa pamrih. Rajas mewujudkan sifat-sifat gelisah, dinamis, ambisius, mengharap imbalan. Sedangkan Tamas memperlihatkan sifat-sifat pasif, malas, bersenang-senang.

Ketiga guna itu dalam kenyataannya tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan satu kesatuan yang utuh dimana satu sama lain akan saling mendominasi. Guna mana yang berhasil mendominasi guna lainnya maka begitulah sifat-sifat yang dipancarkannya. Di dalam kitab suci Bhagavadgita, XIV sloka 10, 12 dan 13 berturut-turut digambarkan dominasi dari setiap guna yaitu :

“(Bila) Sattwa mengatasi Rajah dan Tamah, O Arjuna, (Maka) Rajah dan Tamah ada dalam kebaikan sebagaimana juga adanya Tamah pada Sattwa dan Rajah”, “Lobha, giat dalam usaha, gelisah dalam kerja dan nafsu adalah apabila Rajah bertambah kuasa, O Arjuna”, “Kekurang cerahan, tidak aktif, keteledoran dan juga kebingungan, semua ini timbul dari sifat Tamah yang semakin bertambah kuat O Arjuna”.

Demikian, secara lengkap disuratkan perihal pengaruh Tri Guna dengan pancaran sifat yang saling mendominasi. Di mana sesungguhnya pada setiap orang sudah mempunyai bakat bawaan dengan segala potensi sifat-sifatnya. Sekarang tinggal setiap umat beragama untuk mengarahkan potensi Tri Guna itu agar lebih mendominasi oleh sifat Sattwa, meski sifat Rajah dan Tamah tak mungkin dapat dilenyapkan. Setidaknya sifat Sattwa akan menguasai diri, sehingga potensi kemenonjolan sifat Rajah dan Tamas tidak akan nampak.

Hanya saja karena ini menyangkut sifat, dan sifat itu cenderung bisa berubah-ubah tergantung banyak factor seperti situasi, kondisi, emosi, pribadi, dll, maka perubahan-perubahan yang terjadi haruslah tetap diarahkan pada sifat sattwa. Caranya : sattwa kekuatan, rajah dikendalikan dan tamah ditaklukkan. Menguatkan sattwa antara lain dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran akan kesejatian Sang Diri sebagai insane beragama yang senantiasa berbhakti hendak mencapai-Nya. Lalu mengendalikan Rajah dengan jalan menekan berbagai kepentingan berlebihan atas dasar prinsip bahwa setiap karma adalah kewajiban. Sedang menaklukkan Tamah dapat dilakukan dengan menguasai pikiran agar terus berkarma.

Apa yang dikemukakan di atas memang baru sebatas teori. Prakteknya terpulang kembali pasa kesadaran diri masing-masing. Hendak menampilkan Guna yang manakah diri kita ini?.

No comments:

Post a Comment