E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Sila Kramaning Ngaturang Piodalan


3. Menata Upakara Ayaban yang akan dipersembahkan

Sesudah selesai ngunggahang upakara pada setiap pelinggih langsung menata upakara ayabannya pada Bale piyasan dengan penataan sesuai aturan Tri Angganing Yadnya dan Astra Karananing Yadnya sebagai berikut :

a. Sebuah banten pejati diletakkan paling hulu sebagai simbul kepala.

b. Sebuah banten gebogan diletakkan sejajar dengan pejati sebagai simbul kepala.

c. Banten jerimpen, pulogembal dan banten pengambean, diletakkan pada sor banten pejati pada bagian kiri orang yang menata dengan posisi banten berjejer dari kiri ke kanan sesuai dengan urutan banten diatas, adalah sebagai simbul bayu kiri (dada kiri).

d. Kemudian dibagian kanannya diletakkan banten berjejer dari kiri ke kanan dengan jenis banten soda, peras, bebangkit dan sebuah banten jerimpen, adalah sebagai simbul bayu kanan (dada kanan).

e. Pada sor banten tadi diletakkan banten dapetan, adalah merupakan simbul dari ulu hati (hradaya) menjadi sumber kehidupan bhuwana agung dan bhuwana alit.

f. Banten jerimpen seperti diatas tadi sesungguhnya adalah sebagai simbul kedua tangan, oleh karena itu tidak boleh membuat jerimpen hanya satu, karena memiliki makna sebagai kekuatan Surya Murti dan Chandra Murti (kekuatan akasa dan pertiwi).

g. Kemudian meletakkan banten sesayut dan tebasan di sor dari banten dapetan, merupakan simbul dari perut, yang memiliki makna sebagai kekuatan isin jagat.

h. Meletakkan banten pengulapan, prayascita, dan banten bayekawonan disebelah kanan dari Sang Pemuput / Penganteb.

i. Meletakkan banten pemuput (penuhur taksu) disebelah kiri dari Sang Pemuput / Penganteb.

j. Meletakkan banten caru dibawah ( pada halaman Pemerajan / Pura didepan pelinggih pokok ), merupakan simbul kaki memiliki makna sebagai kekuatan Sapta Ptala.

k. Kalau banten ayabannya berisi banten pulogembal, maka memerlukan banten yang diletakkan pada sanggah Panggungan yang berada pada madnyaning mandala dari Pemerajan / Pura pada pada posisi letaknya tepat didepan Kuri Pemerajan atau kuri pura, adalah merupakan simbul dari kekuatan muladara cakra, yang memiliki makna sebagai kekuatan catur loka yaitu perpaduan dari kekuatan ke empat penjuru alam baik terhadap bhuwana agung maupun terhadap bhuwana alit dengan kekuatannya disebut Sang Hyang Catur Loka Phala yaitu Bhatara Indra, Bhatara Kwera, dan sebagai puncak Maniknya adalah Sang Hyang Giripati.

l. Meletakkan banten penimpug, pada tempat penimpug yang sudah disediakan, dengan posisi tempat penimpugnya adalah kearah selatan, dan orang yang menyulut penimpugnya menghadap kearah selatan, sebagai simbul kearah Brahma Loka dengan Dewa penimpugnya adalah Dewa Utasana, memiliki makna untuk memohon pengesengan kehadapan Sang Hyang Utasana dengan kekuatan Brahmanya.

Demikianlah tatacara penataan upakaranya pada setiap meleksanakan upacara piodalan di pemerajan maupun di Pura dengan kwantitas upakarannya baik dengan ukuran besar maupun dengan ukuran kecil, seiap datang hari piodalannya.

1 comment:

  1. Tolong janganlah menyuruh aku untuk berubah, karena aku bukan satria baja hitam RX. Thanks infonya . .
    Cara Singset Alami

    ReplyDelete