E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Hari Suci berdasarkan Pawukon (Bag. 3)

21. Hari Saniscara, Kliwon Wuku Uye, disebut Hari Tumpek Kandang.

Pada hari suci ini yang dipuja Ida Bhatara Siwa dalam manifestasiNya sebagai Sang Rare Angon. Beliau adalah penguasa semua binatang baik kecil maupun yang besar. Pada hari ini dilaksanakan pemujaan pada tempat suci untuk memohon keselamatan semua binatang termasuk yang dipelihara. Secara religi para binatangpun dibuat upacara otonan, agar para binatang itu menjadi selamat adanya.


22. Hari Sukra Wage Wuku Wayang, disebut juga Wananing Cemeng (Alapaksa).

Bedasarkan hitungan Pawukon, hari ini disebut hari pertemuan wuku Wayang dengan wuku Sinta. Menurut kepercayaan umat hari ini dipandang leteh (kotor). Pada hari ini pantang dilaksanakan ucara pembersihan / penyucian. Umat di Bali khususnya pada hari ini biasanya memasang paselag (tanda silang) dihulu hati dengan sarana kapur sirih atau memasang seselah dari daun pandan dibawah tempat tidur dan keesokan harinya dibuang dipekarangan rumah yang dilengkapi dengan canang.

23. Hari Sabtu Kliwon Wuku Wayang, disebut Tumpek Wayang.

Hari ini merupakan pujawali Bhatara Iswara. Umat melaksanakan persembahyangan dan pemujaan dengan sarana kesenian sebagai pralingganya seperti wayang, gong, gender, gambang dan yang lainnya. Tujuanya adalah mengadakan pemujaan kehadapan Ida Bhatara Iswara agar beliau memberikan manfaat yang mulai dari saluran aktifitas umat manusia.

24. Hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung, disebut Hari Raya Saraswati.

Hari ini merupakan pujawali Sang Hyang Aji Saraswati. Umat Hindu meyakini bahwa hari ini merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan/Veda. Umat Hindu melakukan persembahan dan pemujaang dengan menggunakan Pustaka (Lontar, Buku, Prasasti) dan yang lainnya sebagai pralingga Sang Hyang Aji Saraswati. Tujuannya adalah memohon kepadanya agar umat di Anugrahi kecerdasan serta selalu dapat berpikir positif dalam hidup dan kehidupan ini.

Pada hari pemuajaan umat diharapkan dapat melaksanakan Bratha, seperti tidak membaca dan menulis.

25. Hari Redite Pon Wuku Sinta, disebut Hari Banyu Pinaruh.

Pada hari ini umat melaksanakan pembersihan diri, seperti berkemas pada sumber air pada saat matahari baru terbit dengan menggunakan air kumkuman. Setelah itu dilaksanakan pemujaan dan persembahyangan ditempat suci, dilanjutkan memohon tirtha dan menikmati haturan yang telah dipersembahkan.

No comments:

Post a Comment