E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Dasa Indria

Dalam hal ini dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengendalikan Dasa Indrianya berikut ini :

1. Srotendria artinya indra pendengar. Srota artinya telinga. Daam hal ini manusia harus mampu mengendalikan telinganya. Maksudnya adalah bahwa orang harus dapat mengendalikan apa yang diterima atau didengar oleh telinga. Jangan salah terima atau salah mengerti. Karena itu apa yang didengar melalui telinga hendaknya dapat “dicerna” dengan baik, sehingga kita tidak salah mengerti. Perhatikan benar-benar, dengar baik-baik apa yang dibicarakan, jangan sampai kita salah tangkap atau salah mengartikannya.

2. Twakindria artinya indra peraba. Twak artinya kulit. Dalam hal ini manusia harus mampu mengendalikan alat perabanya. Alat peraba itu bisa jadi tangan atau kulit. Kita diharapkan jangan sampai salah memberikan arti terhadap apa yang kita raba, terhadap apa yang kita rasakan. Dan jangan menggunakan alat peraba itu untuk tujuan yang tidak baik, misalnya untuk meraba payudara seorang gadis.

3. Granendria artinya indra pencium. Grana artinya hidung. Dalam hal ini manusia harus mampu indra penciumannya. Hidung itu sangat penting untuk mencium sesuatu. Hidung tentu harus dapat membedakan bau yang harum dan bau yang busuk. Salah mencium bau, kita barangkali bisa ngoceh, ngomel atau menyalahkan orang lain. Karena itu “kendalikanlah” indra pncium itu dengan baik, jangan sampai salah memberikan makna terhadap apa yang dicium.

4. Caksundria artinya indra penglihatan. Caksu, caksuh atau caksur berarti mata. Dalam hal ini manusia hendaknya mampu mengendalikan indra penglihatannya. Mata sangat penting artinya bagi manusia. Dengan mata kita bisa melihat. Tetapi mata hendaknya kita jangan sampai salah melihat atau salah memberi arti terhadap apa yang kita lihat. Mata juga tidak boleh jelalatan atau ingin melihat atau memperhatikan wanita cantik misalnya. Penggunakanlah mata dengan wajar, dengan sebaik-baiknya, jangan sampai mengganggu orang lain.

5. Wakindria artinya indra bicara. Wak artinya suara, bicara atau bunyi. Dalam hal ini manusia hendaknya mampu mengendalikan mulutnya. Mulut juga sangat penting bagi seseorang. Mulut digunakan untuk makan dan berbicara. Janganlah makan sembarangan, seperti juga berbicara tidak boleh asal ngomong. Makanlah makanan sederhana dan ringan-ringan saja, jangan berlebihan, jangan pula rakus. Makan yang banyak dapat menyebabkan kita malas, pikiran menjadi buntu bahkan tidak bisa berpikir jernih. Dan jangan pula sembarangan menggunakan mulut sebagai alat untuk berbicara.

6. Panandria artinya indra memegang. Pana artinya tangan. Umat manusia haruslah mampu mengendalikan tangannya. Jangan asal memegang. Tangan itu hendaknya digunakan dengan tujuan yang baik. Jangan menggunakan tangan untuk maksud-maksud buruk seperti mencuri atau mengambil barang orang lain. Jangan pula menggunakan tangan untuk menyakiti atau memukul orang lain.

7. Payundria artinya indra pengeluar kotoran. Payu artinya anus atau bubu. Manusia haruslah mampu mengendalikan pantat atau duburnya. Gunakanlah anus itu ada tempatnya. Membuang air besar hendaknya di WC. Membuang angin atau kentut, janganlah dihadapan orang ramai. Perhatikanlah sopan santun, jangan sampai orang lain merasa terganggu.

8. Jihwendria artinya indra perasa. Jihwa artinya lidah. Umat manusia sepatutnya mampu mengendalikan lidahnya. Menggunakan lidah itu sama pentingnya dengan menggunakan mulut. Lidah perlu dikendalikan agar tidak sembarangan ngomong. Jangan juga bersilat lidah atau berdebat yang bukan-bukan dan tidak perlu. Belajarlah menggunakan dengan baik-baik, dengan santun, agar orang lain tidak merasa tersinggung. Kalau berbicara, ingatlah tata karma dan sopan santun. Berbicaralah yang manis, lemah lembut dan enak didengar.

9. Padendria artinya indra atau kekuatan berjalan. Dalam hal ini umat manusia haruslah mampu mengendalikan gerakan kakinya. Kaki kita memang untuk berjalan. Tetapi kakipun perlu dikendalikan. Jangan menggunakan kaki sembarangan, misalnya untuk pergi kerumah tetangga guna mengambil atau mencuri barang. Gunakanlah kaki untuk tujuan mulia, misalnya untuk pergi kepura guna sembahyang atau medana punia.

10. Pastendria artinya indra kelamin. Pasthendriya artinya alat kelamin laki-laki. Umat manusia, khususnya yang laki-laki, hendaknya mampu mengendalikan kelaminnya. Alat kelamin itu dapat menimbulkan kenikmatan, tetapi bila salah menggunakannya dapat menimbulkan kesedihan dan kesengsaraan. Kita bisa kena penyakit kotor jika tidak hati-hati. Kendalikanlah penggunaannya hanya untuk istri kita saja. Jangan digunakan untuk orang lain yang bukan istri sendiri.

No comments:

Post a Comment