E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Tri Kaya Parisudha

Perbuatan baik berikutnya yang akan dibahas adalah apa yang dinamakan Tri Kaya Parisudha, dengan urutan seperti dibawah ini.

Pengertian Tri Kaya Parisudha :

Secara amat sedehana Tri Kaya Parisudha dapat diartikan sebagai berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik. Tri Kaya Parisudha berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Kaya” berarti perilaku atau perbuatan dan “Parisudha” yang berarti baik, bersih, suci, atau disucikan. Dengan kata lain, pikiran itu harus baik, perkataan itu harus baik dan perbuatan itupun harus baik. Tri Kaya Parisudha dapat juga dilihat dari segi Tri Kaya itu sendiri. Tri Kaya artinya tiga (sumber) perbuatan. Tri artinya tiga. Kaya artinya perbuatan, kegiatan atau wujud. Ketiga kegiatan dimaksud adalah manah (pikiran), wak atau waca (perkataan) dan kaya (perbuatan).

Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan yang baik, sehingga terwujudlah perbuatan yang baik. Jadi intinya adalah sama, yaitu bahwa pikiran, perkataan dan perbuatan itu harus baik. Dasarnya adalah dari pikiran yang baik. Dengan pikiran yang baik, orang akan berkata yang baik pula. Jadi semua dipengaruhi oleh pikiran. Karena itulah maka orang harus selalu menguasai dan mengendalikan pikirannya, menjaga gerakan dan ketenangan pikirannya, sebab hanya dengan pikiran yang terkendali, tenang dan tenteram sajalah orang dapat berkata dan berbuat baik dan benar.

Posisi Tri Kaya Parisudha dalam Agama Hindu :

Tri Kaya Parisudha termasuk dalam Samanya Dharmasastra yaitu etika agama Hindu yang berlaku umum dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Skema Kerangka Dasar Agama Hindu dan Skema Etika Agama Hindu sudah ditunjukkan dimana posisi Tri Kaya Parisudha dalam Agama Hindu.

Bagian-Bagian Tri Kaya Parisudha :

Seperti sudah disinggung diatas, Tri Kaya Parisudha terdiri atas tiga bagian berikut ini :
1. Manacika atau berpikir yang baik
2. Wacika atau berkata yang baik
3. Kayika atau berbuat yang baik.

Untuk dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap, dibawah ini disampaikan uraian lebih lanjut mengenai ketiganya.

1. Manacika atau berpikir yang baik :

Manas atau manah itu berarti pikiran. Manacika dapat diartikan sebagai segala perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Pikiran adalah inti dari segalanya. Dari ketiga unsure Tri Kaya Parisudha, pikiran adalah paling pokok, yang dapat menimbul adanya perkataan maupun perbuatan. Karena itu pikiran adalah paling penting untuk dikendalikan. Adapun pengendalian pikiran itu dapat dilaksanakan dengan cara-cara seperti dibawah ini :

- Biasakanlah berpikir dan bersikap welas asih atau kasih sayang terhadap sesama mahkluk dan memupuknya secara terus menerus.

- Belajarlah mengendalikan diri, agar rasa iri dan dengki dapat ditiadakan dan tidak timbul lagi dalam pikiran.

- Sibukkanlah diri dengan rajin bekerja, sehingga tidak ada kesempatan bagi pikiran untuk ngelamun atau memikirkan yang bukan-bukan. Sibuk dengan pekerjaan sendiri, tentunya tidak akan ada peluang untuk memikirkan hal yang aneh-aneh.

- Tanamkan terus pikiran dan sikap pengendalian diri yang baik, sehingga kita mudah memberi maaf kepada orang lain dan tidak cepat marah maupun putus asa.

- selalulah berpikir yang baik dan benar, sehingga nafsu atau keinginan buruk yang timbul karena pengaruh lingkungan dan panca indriya, dapat ditiadakan.

- Biasakanlah berpikir, berkata dan berbuat yang baik, sehingga kita dapat menjadi manusia yang berbudi luhur dan beriman teguh antara lain dengan melaksanakan tapa, brata, yoga, dan Samadhi.

2. Wacika atau berkata yang baik :

Berkata-kata atau berbicara itu amatlah penting artinya, baik bagi kita sendiri maupun bagi orang yang mendengarkannya. Karena itu sebelum berkata atau berbicara, pikirkanlah dulu masak-masak akan akibatnya. Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Demikianlah kata peribahasa yang patut kita pahami. Dan janganlah sembarangan berbicara. Jangan pula asal berbicara atau asal berbunyi. Perkataan pada hakekatnya adalah penyampaian isi hati, karena itu hati-hatilah, jangan sampai orang lain merasa tersinggung atau sakit hati. Jangan katakan kepada orang lain siapapun juga orangnya, apa yang anda sendiri tidak senang. Setiap orang hendaknya berkata dengan baik dan benar. Berkata yang baik dan benar inilah dinamakan Wacika Parisudha. Setiap kata-kata dapat menimbulkan akibat yang baik maupun yang buruk. Demikianlah dengan kata-kata itu orang dapat memperoleh kebaikan maupun keburukan. Kita bisa berbahagia, bisa mendapat kesulitan, bisa mendapat teman, bahkan kitapun bisa menemui ajal, jika tidak berhati-hati dalam berkata.

3. Kayika atau berbuat yang baik :

Kayika atau kaya artinya yang berkenaan dengan badan, perbuatan atau wujud atau perilaku yang berkaitan dengan badan. Dengan angota tubuh memang kita dapat menunjukkan perilaku kita. Perilaku dimaksud harus melaksanakan dengan baik dan benar. Perilaku yang baik dan benar inilah yang dinamakan Kayika Parisudha. Setiap perbuatan, apakah perbuatan baik ataukah perbuatan buruk akan dapat menimbulkan apa yang dinamakan karma. Perbuatan yang baik akan menimbulkan karma yang baik. Sebaliknya perbuatan yang buruk akan menimbulkan karma buruk. Karma itu adalah pahala atau hasil dari perbuatan kita. Semua manusia tentu tidak ingin memetik karma buruk. Semua orang ingin mendapatkan karma baik. Karena itu janganlah berbuat yang tidak baik yang dapat menciptakan karma buruk.

Tujuan Tri Kaya Parisudha :

Tri Kaya Parisudha atau berpikir yang baik, berkata baik dan berbuat baik tentu mempunyai tujuan yang sangat baik bagi masyarakat, khususnya umat Hindu. Secara umum Tri Kaya Parisudha dapat dikatakan mempunyai tujuan seperti dibawah ini :

- Untuk mengembangkan sifat dan sikap jujur dan setia dalam berpikir, berkata maupun berbuat bagi masyarakat pada umumnya.

- Untuk menumbuh kembangkan sikap mental yang bertanggung jawab tanpa diawasi oleh orang lain.

- Untuk menumbuhkan kesadaran guna berbuat baik dan mengenal berbagai akibat yang dapat timbul dari pikiran, perkataan dan perbuatan yang dilakukan.

- Untuk memberi petunjuk yang baik dan perlu dimiliki serta disadari dalam bergaul, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

- untuk mengajarkan agar manusia selalu waspada dan hati-hati terhadap pikiran, perkataan dan perbuatan, karena baik pikiran, perkataan maupun perbuatan itu dapat menyebabkan orang lain tidak senang, sedih atau marah, sehingga pada gilirannya dapat menimbulkan kesusahan pada diri sendiri.

No comments:

Post a Comment