E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Kamulan itu Palinggih Tri Murti ?

Brahma, Wisnu, Siwa
Dalam usaha untuk mewujudkan sikap bhakti kepada leluhur sebagai pengamalan ajaran Pitra Puja, umat Hindu terutama yang tumbuh berkembang di Bali membangun apa yang dimanakan sanggah atau pamerajan. Fungsinya adalah sebagai tempat suci pemujaan roh suci leluhur (Atma Sidha Dewata) bagi keturunannya (preti sentana). Melalui itu dimohon sekaligus diharapkan agar leluhurnya yang sudah berada di alam Dewa dapat senantiasa memberikan kerahayuan kepada semua keturunannya. Karena itu pemujaan kepada roh suci leluhur merupakan kewajiban penting dan mulia bagi umat Hindu.

Sebagai suatu bangunan pemujaan roh suci leluhur, sanggah atau pamerajan dicirikan dengan adanya palinggih pokok (utama) yaitu yang disebut dengan Palinggih Kamulan atau Kamimitan di mana bentuk fisiknya memiliki tiga ruangan dalam satu atap (merong telu). Dalam lontar Gong Wesi ditanyakan bahwa fungsi sanggah atau merajan itu adalah sebagai sthana Sang Hyang Atma dengan perincian : pada Kamulan kanan (rong sebelah kanan) sebagai Bapa (Paratma), pada Kamulan kiri (rong sebelah kiri) sebagai Ibu (Siwatma), dan pada Kamulan tengah (rong bagian tengah) wujudnya adalah Sang Atma. Hal senada juga diuraikan di dalam lontar Usana Dewa.

Bahwa Palinggih Kamulan yang merong telu itu dipersamakan dengan Palinggih Tri Murti memang dapat diterima. Tetapi perlu ditegaskan, bahwa bukan Palinggih Kamulan itu sebagai Palinggih Tri Murti melainkan Dewa Pitara itu yang diidentikkan dengan Sanghyang Tri Murti. Sebab yang disebut dengan Dewa Pitara itu tidak lain roh suci leluhur yang sudah mencapai alamnya Sanghyang moksha di mana pada akhir dari segala tujuan hidup adalah dapat luluh atau bersatunya Pitara/atma dengan Dewa/Tuhan.

Selanjutnya, karena Dewa Pitara itu identik dengan Sanghyang Tri Murti maka Dewa Pitara yang bersthana di Kamulan disebut juga “Bhatara Hyang Guru”. Bhatara Hyang di sini adalah Dewa Pitara itu sendiri, sedang Bhatara Guru adalah Dewa Siwa. Pengidentikan (penyamaan) Dewa Pitara dengan Sanghyang Tri Murti ini dapat dibuktikan melaui Puja Ida Pedanda yang digunakan untuk Kamulan yaitu Guru Stawa atau pada mantra pemujaan di Sanggah/Merajan yang salah satu baitnya berbunyi : “Om Brahma Wisnu Iswara dewam, jiwatmanam trilokanam sarwa jagat pratistanam, sudha klesa winasanam”. Maksudnya : “Om Dewa Brahma, Wisnu dan Iswara yang menjiwai tiga alam yang menjadi pangkal segala di alam dunia, yang membinasakan dan menyucikan kotoran”./span>

No comments:

Post a Comment