Istilah “jro” sebenarnya berarti “dalam”. Di jro (jero) misalnya berarti “di dalam”, misalnya di dalam puri, di dalam pura (jeroan). Dari istilah “Jro” yang berarti “dalam” itu nantinya bisa juga diberi makna sebagai suatu sebutan untuk seseorang yang “mendalami” atau bergerak atas dasar keahlian di bidang tertentu. Maka lahirlah sebutan “Jro Mangku” untuk seseorang yang mendalami sekaligus bergerak di bidang kepemangkuan. Kemudian Jro Gede yang bisa bermakna ganda seperti untuk menyebut seseorang yang dipandang lebih senior. Contohnya seorang pemangku yang karena lebih dulu menjalani status kepemangkuan atau lebih mendalami sehingga jauh lebih ahli dari pemangku lainnya sering disebut “Jro Mangku Gede”.
Kemudian “Jro Balian” berlaku bagi orang yang bergerak sekaligus ahli di bidang pengobatan alternative (tradisional). Sedangkan istilah “Jro Dalang” digunakan untuk dilekatkan pada seseorang yang bergerak sekaligus ahli di bidang pedalangan.
Karena sebutan “Jro” untuk contoh-contoh di atas itu sudah melekat sebagai bagian dari identitas diri seseorang maka seperti halnya menyebut atau memanggil nama seseorang, maka dimanapun dan kapanpun kita akan bisa menyebutnya dengan panggilan “Jro”. Kecuali di kemudian hari bersangkutan sudah tidak lagi dipandang ahli di bidangnya dan atau tidak lagi menjalani keahlian itu. Misalnya seorang pemangku, karena sesuatu dan lain hal lalu berhenti atau diberhentikan sebagai pemangku, maka yang bersangkutan tidak akan lagi disebut dengan sebutan “Jro Mangku”, begitu juga sebutan “Jro” yang diperoleh karena keahlian dan bidang tugas lainnya akan mengalami nasib yang sama.
Perihal proses seseorang untuk bisa disebut sebagai “Jro” cukup banyak macamnya. Di antaranya, karena keahlian dan atau bergerak di bidang tertentu seperti Jro Mangku, Jro Balian, Jro Dalang, dan lain-lain. Juga bisa diperuntukkan bagi seseorang yang karena statusnya “orang dalam” misalnya sebagai pengayah di puri, bisa disebut “panyeroan”. Kadang-kadang bagi seseorang yang karena belum dikenal pun bisa dipanggil dengan sebutan “Jro” contohnya: “Jro lanang atau Jro istri”. Bahkan terhadap binatang tertentu tidak aneh diberi sebutan “Jro” misalnya terhadap tikus, acapkali dipanggil “Jro Ketut”.
Kesimpulannya, istilah “Jro” cukup bervariasi arti dan maksud pemberian sebutan itu, yang kalau dikelompokkan setidaknya mempunyai dua (2) pengertian yaitu sebagai profesi dan bentuk penghormatan terhadap seseorang.
Arti “Jro” Dalam Jro Mangku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment