Pada waktu melaksanakan upacara piodalan memiliki tatanan tertentu sesuai dengan ajaran Etika Agama Hindu, yaitu :
1. Penyucian Bangunan Suci secara Phisik Sebelum menghaturkan upacara Piodalan seharusnya umat Hindu melaksanakan pereresikan (pembersihan) dahulu pada bangunan Suci meliputi :
a. Membersihkan caratan comblong serta diisi air bersih karena caratan comblong tersebut merupakan niyasa bahasa Ethika kehadapan Hyang Widhi untuk memohon kesucian dan kemerthan. Caratan comblong adalah sebagai niyasa berputarnya gunung Mandharagiri di tengah lautan samudra yang di putar oleh para Dewa bersama – sama dengan para raksasa untuk mengeluarkan amertha (Adi Parwa), oleh karena itu meletakkan Caratan Comblong adalah pada posisi bertumpuk.
b. Kemudian memasang wastra lengkap pada semua bangunan suci yang akan dibuatkan upacarannya, karena wastra tersebut adalah sebagai simbul Tejan Bathara yang berstana pada masing – masing bangunan suci, oleh karena itu memasangkan wastrannya sesuaikan dengan fungsi bangunan suci itu dengan penekanan terhadap warna wastra, karena warna tersebut sebagai simbul Tejan Sang Hyang Widhi (manifestasi) dalam pengertian tidak asal memasang.
c. Setelah selesai memasang wastra, kemudian memasang lamak sampian pada masing – masing bangunan suci tersebut karena Lamak adalah merupakan simbul dari permohonan umatnya kehadapan Ida Bhatara, sehingga merupakan pertemuan antara Bhakti kelawan Sweca, hal itulah menjadi simbul dari penyatuan magnetik Bhuana Alit dengan Mega Magnetik yang bersumber dari kekuatan Sang Hyang Widhi.
d. Kemudian memasang uparengga berupa pajeng, umbul – umbul, kober, dll, kalau peralatan seperti itu dimiliki.
No comments:
Post a Comment