Contoh perilaku dalam cerita yang bertentangan dengan perilaku Panca Yama Bratha. Untuk lebih jelasnya mari simak cerita berikut.
Suatu ketika Dewi Gangga akan melanjutkan perjalanan menuju sungai Gangga untuk menjalani kutukan dari Dewa Brahma di Surga. Di tengah perjalanan bertemu dengan Sang Astabasu yang rupanya seperti orang nista dan kurus kering, karena Beliau dikutuk juga oleh Bhagawan Wasista.
Kemudian bertanyalah Dewi Gangga kepada Sanga astabasu, apa yang menyebabkan kamu bersedih?, sampai kurus kering. Sang astabasu menjawab dan menceritakan riwayat penyebab dukannya. Tersebutlah seorang Resi bernama Bhagawan Wasista. Beliau mempunyai seekor lembu bernama Nandini. lembu itulah yang kami curi yang menyebabkan Sang Resi marah dan megutuk kami supaya menjelma menjadi manusia di dunia.
Kemudian Dewi Gangga berkata “ Sang Maha Bima dikutuk oleh Dewa Brahma menjadi manusia sebagai putra Maha Raja Partipa. Beliau yang mengambil saya menjadi istrinya. Aku berharap kau mau menjelma pada diriku, supaya tidak lama menjadi manusia.
Oleh karena itu semua upaya saya, segala tingkah laku tidak boleh dihalangi suami saya. Kalau dihalangi maka saat itu saya akan meninggalkan suami dan saya kembali kesorga. Sebab sudah sampai batas hukuman yang saya jalani dan berputra 8 orang.
Menjawab Sang Astabasu “ kalau demikian saudara-saudara saya yang kedelapan akan menjelma pada dirimu. Usahakan apabila kami lahir, cepatlah buang kami ke sungai Gangga. Apabila sampai penjelmaan kedelapan yakni penjelmaan dari Sang Prabata jangan dibuang. Karena Sang Prabata yang paling besar dosanya diantara saudara kam. Itulah sebabnya dia lebih lama menjadi manusia . akhirnya Dewi Gangga menyanggupi dan melaksanakan perintah Sang Astabasu.
Menurut ajaran agama Hindu perbuatan mencuri sangat dilarang. Agar tidak tergoda oleh nafsu jahat, maka berpuasalah dengan apa yang kita miliki. Tetapi bila ingin meningkatkan derajat kehidupan, berusahalah untuk bekerja keras, serta jujur berdasarkan Dharma. Walaupun sedikit berpendapatan asalkan dicari dengan secara baik, maka pikiran kiita akan tenang, aman, damai, bahagia, dan sejahtera.
Demikianlah ajaran Asteya atau Astenya hendaknya selalu ditaati untuk mencapai kedamaian dan ketentraman hidup jasmani dan rohani.
Panca Yama Bratha
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waduh soory banget gak ngerti bahasa ni hehhe
ReplyDelete