Padmasana berasal dari kata Padma dan Asana. Padma berarti bunga teratai. Asana berarti tempat duduk. Padmasana adalah tempat duduk dari bunga teratai. Dalam pandangan umat Hindu, padmasana diartikan sebagai simbolis dari alam semesta sebagai istananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dibangun dalam bentuk bangunan yang menjulang tinggi. Penemuan sejarah bidang agama menyebutkan, bahwa para Dewa Hindu dilukiskan sebagai arca yang duduk di atas bunga teratai. Patung-patung dewa yang digambarkan duduk diatas bunga teratai banyak kita jumpai pada masa pemerintahan raja-raja Kediri, Singasari, dan Majapahit serta raja-raja Hindu di Bali.
Bunga teratai memiliki helai daun berjumblah delapan, dapat dihubungkan dengan Asta Iswarya, yaitu para Dewa yang menguasai delapan penjuru arah dari alam semesta ini. Bunga teratai juga memiliki sifat dapat hidup di tiga lapisan alam, seperti akarnya hidup didalam lumpur daunnya di air dan bunganya di udara. Ini dapat dihubungkan dengan Tri Bhuwana (bhur, bhuwah dan swah). Bunga teratai juga disebut dengan nama Pangkaja artinya lahir dari lumpur. Beberapa kitab Purana, menceritakan bahwa para dewa muncul dari Padmasana. Padmasana itu adalah lambang dari gunung Maha Meru yang juga sebagai simbol alam semesta tempat berstananya Ida Sang Hyang Widhi.
Dalam kenyataan bentuk bangunan padmasana seperti yang sering kita lihat di Bali (khususnya), adalah sebuah bangunan yang menjulang tinggi berbentuk Bedawang Nala yang dililit oleh dua ekor naga (Naga Besuki dan Naga Ananta Bhoga). Pada bagian tengah belakang terdapat lukisan burung Garuda, di atasnya terdapat burung angsa, dan pada bagian samping kiri dan kanan dari singasananya terdapat lukisan Naga Taksaka. Dari seluruh bentuk bangunan itu kita tidak dapat melihat lukisan padma. Untuk mengetahui itu semua, ada baiknya kita memperhatikan puja yang digunakan oleh pendeta (Siwa-Budha) pada saat menstanakan (ngelinggihang) Ida Sang Hyang Widi Wasa.
Padmasana
Persamaan dan Perbedaan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit
Sama-sama dari Purusa dan Prakerti. Purusa unsur dasar yang bersifat kejiwaan. Sedangkan Prakerti unsur dasar yang bersifat kebendaan dengan kerja sama Purusa dan Prakerti muncullah Panca Tan Mantra akhirnya timbullah Panca Mahabhuta yang membuat terciptanya Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit.
Persamaan unsur Panca Mahabhuta yang membuat terciptanya Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit.
1. Segala yang padat, keras dan kental dalam tubuh makhluk terjadi dari unsur pertiwi (zat padat).
2. Segala ya cair baik didalam maupun ditubuh manusia terjadi unsur Apah (zat air).
3. Segala yang bercahaya dan panas baik dalam alam semesta maupun tubuh manusia dari unsur Teja (cahaya).
4. Segala hawa, gas dan angin pada alam nafas pada makhluk terjadi dari Bayu (unsur gas).
5. Segala kosong (ruang angkasa) pada alam, rongga-rangga pada tubuh mahkluk terjadi unsur Angkasa (ether).