- Catur Weda dan isi Pokoknya
Kata Weda berasal dari bahasa Sansekerta dari akar kata "Vid" (Wid), yang berarti tahu (mengetahui) dan kata Veda (Weda) berarti pengetahuan (pengetahuan suci). Kalau kata weda ditulis dengan aksara (a panjang), maka kata Weda berubah artinya menjadi suatu kata-kata yang diucapkan dengan aturan-aturan tertentu atau dilagukan.
Weda itu sebagian besar adalah nyanyian-nyanyian untuk memuja Tuhan. Nyanyian-nyanyian itu adalah nyanyian suci yang berbentuk puisi. Peraturan-peraturan puisi dalam Weda disebut Chanda. Orang yang menghayati dan mengamalkan ajaran Weda akan mendapatkan kerahayuan.
Bahasa yang dipakai dalam Weda adalah bahasa Sansekerta.
Catur Weda terdiri dari empat hinpunan/Samhita.
1. Reg Weda/Rg Weda Samhita, yaitu kumpulan mantra yang memuat ajaran-ajaran umum tentang pemujaan. Adapun yang menulis kitab Rg. Weda samhita ini adalah Bhagawan Byasa yang dibantu oleh Bhagawan Pulaha.
2.
Sama Weda/Sama Weda Samhita, yaitu kumpulan mantra yang memuat tentang lagu-lagu pemujaan. Kitab ini ditulis oleh Bhagawan Byasa yang dibantu oleh Bhagawan Jaimaini.
3. Yayur Weda/Yayur Weda Samhita, yaitu kumpulan mantra yang memuat tentang pokok-pokok ajaran yadnya. Adapun yang menulis kitab ini adalah Bhagawan Waicapayana atas perintah Bhagawan Byasa selaku gurunya.
4. Atharwa Weda/Atharwa Weda Samhita, yaitu kumpulan mantra yang memuat tentang mantra-mantra yang bersifat gaib atau magic.
Kitab ini ditulis oleh Bhagawan Sumantu atas perintah Bhagawan Byasa selaku gurunya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang menulis kitab Catur Weda itu adalah Bhagawan Byasa dengan dibantu oleh empat orang muridnya.
Weda adalah sumber ajaran agama Hindu. Dari Weda inilah ajaran agama Hindu mengalir, karena itulah semua ajaran-ajaran Hindu berjiwa Weda.
Weda adalah santi, yaitu kitab Suci Agama Hindu yang memuat ajaran-ajaran suci yang berasal dari wahyu (sabda suci). Tuhan yang sama sekali tidak boleh diragukan lagi kebenarannya.
Weda
Unsur - Unsur Bhuana Agung
Bhuwang Agung artinya alam besar atau jagat raya yang kita muliakan karena keluhuran dan kemampuannya untuk memberikan kehidupan kepada semua makhluk tanpa henti-hentinya.
Bhuana agung juga disebut Macrocosmos. Terjadinya Bhuana Agung atau alam semesta ini diciptakan oleh Sang Hyang Widhi pada waktu Sresti (penciptaan) dan akan kembali pada waktu Pralaya.
Pada waktu masa Sresti (penciptaan) disebut "Brahma Dewa" (siang hari Brahma) dan pada masa Pralaya (kiamat) disebut "Brahma Nakta" (malam hari Brahman).
Lingkaran dari Utpeti, Sthiti, dan Pralina dari alam semesta disebut "Akalpa" yaitu sehari dan semalam Brahman disebut "Brahman Kalpa".
Pada permulaannya ketika dunia ini belum ada yang ada hanyalah Sang Hyang Widhi sebagai Nirguna Brahman yang berwujud :
- Sepi
- Sunyi
- Kosong
- Hampa
Kemudian lebih lanjut Sang Hyang Widhi menjadikan dirinya Saguna Brahman yaitu mulai ada aktivitas keduniawian.
Dalam tahap ini Sang Hyang Widhi menciptakan unsur Purusa dan Prakerti.
- Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan.
- Prakerti adalah unsur dasar yang bersifat kebendaan.
Kedua unsur tersebut : Purusa dan Prakerti bersifat tak dapat diamati (abstrak) dan tanpa permulaan.
Prakerti yang merupakan asas kebendaan memiliki Tri Guna yaitu :
- Satwam sifat dasarnya terang, bijaksana
- Rajas sifat dasarnya aktif, dinamis dan rajin
- Tamas sifat dasarnya berat, malas dan lamban
Dari ketiga Tri Guna pada awalnya Sattwam yang lebih kuat menyebabkan lahirnya Mahat yang artinya Maha Agung.
Dari Mahat lahirnya Buddhi, dari Buddhi lahirlah Ahamkara, dari Ahamkara lahirlah manas.
- Buddhi adalah benih kejiwaan tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan keputusan.
- Ahamkara adalah asas individu, ego, berfungsi untuk merasakan.
- Manas adalah alam pikiran yang gunanya untuk berpikir.
Dari Manas selanjutnya lahirlah Panca Tan Mantra yaitu lima benih unsur yang sangat halus, terdiri dari :
a. Sabda Tan Mantra adalah benih suara
b. Rupa Tan Mantra adalah benih dari sari warna
c. Rasa Tan Mantra adalah benih sari rasa
d. Gandha Tan Mantra adalah benih sari bau
e. Sparsa Tan Mantra adalah benih sari raba, sentuhan
Setelah melalui proses evolusi yang amat panjang lahirlah lima unsur yang lebih kasar. Kelima unsur ini disebut Panca Maha Butha yang terdiri dari :
a. Akasa atau Ether timbul dari sabda dan sparsa tan mantra
b. Bayu atau hawa timbul dari sabda dan sparsa tan mantra
c. Teja atau panas timbul dari sabda dan rupa tan mantra
d. Apah atau cair timbul dari sabda, sparsa, rupa dan rasa tan mantra
e. Pretiwi atau padat timbul dari kelima unsur tan mantra
Bhuwana Agung terbetuk dari lima macam unsur yang disebut Panca Maha Bhuta terdiri dari :
1. Akasa yaitu Ether atau ruang angkasa
2. Bayu yaitu udara yang ada disekitar manusia. Makhluk-makhluk lain sehingga bisa hidup.
3. Teja yaitu panas, sinar yang memberikan penerangan pada alam semesta ini seperti, Matahari dan api.
4. Apah yaitu Zat cair yang terdiri dari : Air, minyak
5. Pertiwi yaitu Zat padat yang terdiri dari : Tanah, Karang, Batu.
Akhirnya dari unsur Panca Maha Bhuta berkembanglah Bhuana Agung dengan segala isinya : Matahari, bumi, planet-planet yang ada di jagat ini
.