Meski hanya terdiri atas tiga huruf A + U + M yang kemudian bersandhi menjadi OM, Vijaksara Om yang juga disebut Omkara atau Pranava boleh dikatakan sebagai Vijaksara yang gaib yang mewakili Weda dan seluruh alam semesta. Vijaksara OM juga bisa disebut ajaib karena seperti dikatakan dalam Brahmopanisad, hanya dengan melalui pengucapan Om akan mengajarkan seseorang untuk melihat Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam Aitreya Brahmana pun dinyatakan bahwa Vijaksara Om merupakan symbol Brahman yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Lain lagi disuratkan di dalam Katha Upanisad bahwa : “suku kata ini sesungguhnya mempunyai semangat yang tidak kunjung habis. Dan suku kata (Vijaksara) ini adalah tujuan yang maha tinggi. Dengan mengerti Vijaksara ini apapun yang diinginkan seseorang akan terwujud”. Bahkan dengan bermeditasi pada Om seseorang akan dapat merealisasikan kebenaran Tuhan Yang Maha Esa (Amrtabindu Upanisad).
Dengan mengutip beberapa suratan singkat dari berbagai kitab suci, nyatalah pemahaman kita bahwa Vijaksara Om tidaklah sekedar aksara tanpa makna. Di dalam Vijaksara Om ada sabda sekaligus wujud Brahman Yang Maha Esa. Karenanya Vijaksara Om tidaklah sekedar symbol belaka yang hanya sebatas dihafal dan dihafalkan tanpa penjiwaan.
Lebih jauh di dalam Mundaka Upanisad II.2.6. dianjurkan : “bermeditasilah atas Om sebagai atman. Semoga dikau berhasil menyebrang kearah yang lebih jauh dari kegelapan”. Kitab Yajurveda XL.15.17 juga mengingatkan dengan jelas : “Oh jiwa yang aktif, pada saat kematian, ingatlah Omkara, ingatlah Tuhan Yang Mahakuasa yang memberi kehidupan dan keabadian, ingatlah karya dan ajaran-Nya. Sadarilah bahwa atma adalah bersifat kekal abadi dan tidak terikat oleh badan yang pada akhirnya lebur menjadi abu. Oh umat manusia, oleh-Ku, Pelindung Cemerlang, telah ku tutupi wajah-Ku yang abadi. Kekuatan yang menjadikan matahari bersinar di sana adalah Aku membentang di angkasa raya, Om nama-Ku”.
Sedemikian mulianya makna filosofi dai Vijaksara Om itu, maka tidaklah aneh bila setiap mengawali dan mengakhiri suatu mantram akan selalu diisi dengan pengucapan Omkara yang tidak lain merupakan kepala dari mantram-mantram Weda yang juga adalah wujud alam semesta. Dan yang keluar merupakan intisari dari Yang Maha Abadi, saripati dari kitab suci Veda (S. Sankaracarya).
Singakat kata, meski Vijaksara Om terbilang pendek tetapi kandungan filososfinya amat dalam dan agung. Karena itu dalam hal pengucapannya pun kita tidak boleh salah apalagi asal-asalan. Vijaksara Om diucapkan dengan “OM” bukan “UM” yang tentunya disertai dengan penjiwaan hati atas dasar sraddha dan bhakti yang tulus dan mantap.
Vijaksara Om Mengakhiri Setiap Mantra
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment