E-mail : pasek.trunyan@gmail.com
=

Upakara Wujud Hyang Widhi

Acintya, Simbol Hyang Widhi
Ajaran yajna dalam prakteknya melahirkan upacara dan upakara. Upacara merupakan pelaksanaan yajna itu sendiri. Sedangkan upakara merupakan sarana penunjang/pelengkap dari upacara. Contoh, upacara piodalan Sanghyang Aji Saraswati, sarana pokonya adalah Upakara/Banten Saraswati. Semakin besar tingkatan upacaranya, maka semakin besar/banyak pula upakara atau bantennya. Tetapi ingat, besar kecilnya upakara hanyalah menunjuk kuantitas (jumblah) bukan kualitas (mutu). Dan berapa pun besar tingkatan upacara dengan upakara be bantennya, dilihat dari segi sarana hanya akan terdiri atas tiga jenis, yaitu : mataya, sarana yang berasal dari sesuatu yang lahir sekali langsung menjadi binatang seperti sapi, kerbau, babi, anjing. Selain dari segi asal sarana, upakara juga dapat dibedakan menurut keadaan material yang digunakan yaitu dikenal dengan sebutan : matah-lebeng-nasak.

Segala macam dan bentuk upakara itu memang merupakan gambaran atau perwujudan dari Hyang Widhi dengan berbagai manifestasi-Nya. Di dalam lontar Yajna Prakerti atau Tegesing Arti Banten telah dinyatakan bahwa semua sarana/upakara yang dipakai dalam upacara mengandung arti simbolis. Contoh : Canang genten merupakan upakara yang paling kecil tetapi sudah mengandung inti yang menggambarkan Hyang Widi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai Tri Murti. Perinciannya dapat diketahui dengan melihat perlengkapan “porosan” yang terdiri atas : daun sirih (hijau) adalah symbol Wisnu, pinang (merah) symbol Brahma, lalu kapur (putih) merupakan symbol Siwa.

Dalam lontar Kusumadewa dicontohkan juga bahwa banten yang terdapat pada : Sanggar Tawang merupakan symbol hulu Hyang Widhi, Sanggar Tutuan merupakan bahu dan tangan Hyang Widhi, Lapan/asagan merupakan badan Hyang Widhi, lalu Caru merupakan perut-Nya, Panggungan adalah kaki-Nya, Paselang adalah tempat-Nya berpijak, sedangkan semua jejahitan yang ada tidak lain merupakan penggambaran kulit-Nya. Boleh jadi karena segala sarana/upakara itu melambangkan perwujudan Hyang Widhi maka setiap umat Hindu yang akan mempersembahkan wajib memenuhi banyak syarat, di antaranya : diperoleh atas dasar dharma, didorong rasa tulus iklas, dipersembahkan dengan pikiran bersih-suci tanpa pamrih.

No comments:

Post a Comment